Cerita Secangkir Kopi (sambungan)
Di
Jawa, kopi awalnya ditanam di sekitar Jayakarta (sekarang Jakarta). Lalu meluas
ke Jawa Barat, selanjutnya ke Jawa Timur dan semakin meluas ke luar Jawa.
Dengan namanya varietas Arabika,
sebuah pameran digelar di AS dengan dana yang cukup besar, ditanggung industri
kopi Jawa. Ini membuat publik AS mulai mengenal kopi dan menjuluki minuman in
sebagai Java, karena saat itu nama
kopi dibuat atas dasar Negara, wilayah dan kadangkala ladang pembuatannya.
Indonesia
khususnya Jawa lalu menjadi pengekspor kopi terbesar dan terbaik di dunia.
Namun, wabah hama karat daun pada tahun 1880-an , memusnakan kopi Arabika yang ditanam di bawah ketinggian
1 km di atas permukaan laut, mulai dari Srilanka sampai Timor. Akhirnya,
digantikan oleh Brazil dan Colombia yang menjadi pengeksportir kopi Arabika terbesar hingga saat ini.
Setelah
kemusnahan varietas Robusta, varietas
kopi disebagian besar Jawa diganti dengan Liberika. Tapi tak lama, wabah yang
serupa memusnakan varietas ini juga, sehingga akhirnya 90% kopi di Jawa diganti
dengan varietas Robusta, kecuali di
tempat yang benar-benar tinggi. Perbedaan
dari dua jenis spesies tanaman kopi Arabika
dan Robusta adalah ; Arabika merupakan kopi tradisional dan
dianggap paling enak rasanya.sedangkan robustamemiliki kafein yang lebih tinggi dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana
arabika tidak dapat tumbuh, dan membuatnya menjadi pengganti Arabika yang murah. Robusta biasanya
tidak dinikmati sendiri, karena rasanya yang pahit dan asam. Sehingga Robusta kualitas tinggi biasanya
digunakan dalam beberapa campuran Espresso.
Satu
jenis kopi yang merupakan salah satu jenis varietas Robusta adalah kopi Luwak
asli Indonesia. Kopi ini unik dan rasanya juga paling enak. Biji kopi ini tidak
diambil dari kotoran Luwak (binatang sejenis Kucing liar) seperti yang sering
diceritakan. Melainkan dihasilkan dari tanaman kopi biasa yang buah kopi sudah
matang di pohonnya itu dimakan Luwak. Menjadi istimewa karena insting Luwak
yang hanya memilih buah kopi yang terbaik untuk dimakan.
Secara
kedokteran menurut Dr.J. Murdoch Ritchie dalam bukunya “The Pharmacological
Basic Of Therapeutics”, kafein yang terkandung dalam 1 atau 2 cangkir kopi
dapat menambah detak jantung, menambah kecepatan berpikir dan inspirasi,
menyembuhkan rasa kantuk dan kelelahan, peningkatan sensor stimuli dan reaksi motorik,
melebarkan pembuluh darah, mendorong aliran samapah – sampah cair maupun padat
dari dalam tubh, sehingga badan kita terasa lebih segar.
Sedangkan
efek negatif dari kafein bila diserap oleh tubuh seara berlebihan adalah
kecemasan kronis, gelisah, lekas marah, insomnia, otot berkedut, dan diare.
Kafein dalam jumlah yang besar (yang dikandung oleh sekitar 10 cangkir kopi
yang diminum berturut-turut) akan bersifat racun bagi tubuh. Efek yang
ditimbukan antara lain : muntah, demam, dan kebingungan secara mental.
Saat
ini, kebiasaan minum kopi berkembang menjadi sebuah gaya hidup terutama pada
sebagian masyarakyat kalangan “atas”. Acara minum kopi tidak hanya sekedar
minum kopi melainkan sambil melakukan aktivitas, diantaranya melakukan
transaksi bisnis dengan klien atau dijadikan tempat arena berkomunikasi dengan
keluarga, maupun sekedar bersantai dan berkumpul bersama kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar