Minggu, 28 April 2013

Cerita Secangkir Kopi 2


Cerita Secangkir Kopi (sambungan)

Di Jawa, kopi awalnya ditanam di sekitar Jayakarta (sekarang Jakarta). Lalu meluas ke Jawa Barat, selanjutnya ke Jawa Timur dan semakin meluas ke luar Jawa. Dengan namanya varietas Arabika, sebuah pameran digelar di AS dengan dana yang cukup besar, ditanggung industri kopi Jawa. Ini membuat publik AS mulai mengenal kopi dan menjuluki minuman in sebagai Java, karena saat itu nama kopi dibuat atas dasar Negara, wilayah dan kadangkala ladang pembuatannya.

Indonesia khususnya Jawa lalu menjadi pengekspor kopi terbesar dan terbaik di dunia. Namun, wabah hama karat daun pada tahun 1880-an , memusnakan kopi Arabika yang ditanam di bawah ketinggian 1 km di atas permukaan laut, mulai dari Srilanka sampai Timor. Akhirnya, digantikan oleh Brazil dan Colombia yang menjadi pengeksportir kopi Arabika terbesar hingga saat ini.

Setelah kemusnahan varietas Robusta, varietas kopi disebagian besar Jawa diganti dengan Liberika. Tapi tak lama, wabah yang serupa memusnakan varietas ini juga, sehingga akhirnya 90% kopi di Jawa diganti dengan varietas Robusta, kecuali di tempat yang benar-benar tinggi. Perbedaan dari dua jenis spesies tanaman kopi Arabika dan Robusta adalah ; Arabika merupakan kopi tradisional dan dianggap paling enak rasanya.sedangkan robustamemiliki kafein yang lebih tinggi dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana arabika tidak dapat tumbuh, dan membuatnya menjadi pengganti Arabika yang murah. Robusta biasanya tidak dinikmati sendiri, karena rasanya yang pahit dan asam. Sehingga Robusta kualitas tinggi biasanya digunakan dalam beberapa campuran Espresso.

Satu jenis kopi yang merupakan salah satu jenis varietas Robusta adalah kopi Luwak asli Indonesia. Kopi ini unik dan rasanya juga paling enak. Biji kopi ini tidak diambil dari kotoran Luwak (binatang sejenis Kucing liar) seperti yang sering diceritakan. Melainkan dihasilkan dari tanaman kopi biasa yang buah kopi sudah matang di pohonnya itu dimakan Luwak. Menjadi istimewa karena insting Luwak yang hanya memilih buah kopi yang terbaik untuk dimakan.

Secara kedokteran menurut Dr.J. Murdoch Ritchie dalam bukunya “The Pharmacological Basic Of Therapeutics”, kafein yang terkandung dalam 1 atau 2 cangkir kopi dapat menambah detak jantung, menambah kecepatan berpikir dan inspirasi, menyembuhkan rasa kantuk dan kelelahan, peningkatan sensor stimuli dan reaksi motorik, melebarkan pembuluh darah, mendorong aliran samapah – sampah cair maupun padat dari dalam tubh, sehingga badan kita terasa lebih segar.

Sedangkan efek negatif dari kafein bila diserap oleh tubuh seara berlebihan adalah kecemasan kronis, gelisah, lekas marah, insomnia, otot berkedut, dan diare. Kafein dalam jumlah yang besar (yang dikandung oleh sekitar 10 cangkir kopi yang diminum berturut-turut) akan bersifat racun bagi tubuh. Efek yang ditimbukan antara lain : muntah, demam, dan kebingungan secara mental.

Saat ini, kebiasaan minum kopi berkembang menjadi sebuah gaya hidup terutama pada sebagian masyarakyat kalangan “atas”. Acara minum kopi tidak hanya sekedar minum kopi melainkan sambil melakukan aktivitas, diantaranya melakukan transaksi bisnis dengan klien atau dijadikan tempat arena berkomunikasi dengan keluarga, maupun sekedar bersantai dan berkumpul bersama kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar